Tanggal
06 November 2013 adalah hari yudisium kelulusanku. Aku memang terlambat untuk
lulus, seharusnya aku sudah lulus dari satu tahun yang lalu. Pada hari ini,
hampir semua yudisi dari jurusanku adalah dari angkatanku. Hanya sedikit adik
angkatan yang lulus tepat waktu. Aku akui mereka hebat!
Aku
sebelumnya telah mengakui bahwa aku tertarik dengan seorang adik angkatan. Kebetulan
kami kenal karena salah satu dosen pembimbing skripsi kami sama. Dia, laki-laki
yang lumayan ganteng, tapi jujur aku tidak terlalu tahu sifat ataupun
kepribadiannya. Hanya tertarik saja! Hari ini aku lulus bersama dengannya.
Umur
kami sama, lahir pada tahun dan bulan yang sama. Aku tidak mencari tahu secara
sembunyi-sembunyi tentang itu. Hanya saja, tiba-tiba aku mengetahuinya,
entahlah. Apapun yang aku tulis seperti semakin terlihat kalau aku hanya
mencari alasan saja. Yang jelas beberapa kali kami ngobrol di kampus dan hal
itu berhasil membuat ku semakin memikirkannya.
Pada
saat yudisium, entah bagaimana cara mengurutkan tempat duduk kami, tapi dia
duduk di depanku, terpisah beberapa baris. Aku bersyukur. Melihat bagian
belakang kepalanya yang habis di cukur dan kelihatan rapi itu membuat daun-daun
dan kelopak bunga ini turun dari langit ku. Aku jatuh cintakah? Sebelumnya aku
mengakuinya tapi hanya sebatas ketertarikan yang nantinya mungkin bisa
terlupakan. Namun, daun dan kelopak bunga yang jatuh dari langit ku ini
pertanda apa?
Saat
para yudisi disilahkan berdiri untuk menyambut para anggota senat, aku bisa
melihat punggungnya. Aku kalah jauh tinggi tentunya, badannya lebih kurus dari
pacar ku dan kenapa hal-hal ini semakin membuat ku ingin melihatnya
terus-menerus dari belakang? Mencuri-curi pandang begini. Ah, aku bisa gila
kalau hal ini berlanjut terus.
Sebelumnya,
dia menoleh dan tepat saat itu tidak terhalang oleh teman-teman yang duduk di
antara kami, dan dia tersenyum lebar untuk menyapa ku. Ketika itu, aku merasa
balasan senyum ku janggal, seperti salah tingkahnya orang jatuh cinta karena tiba-tiba
pada saat itu aku jadi perpikir apakah senyum ku cukup bagus?, apakah senyum ku
tidak aneh? Kenapa pertanyaan ini muncul di kepala ku jika aku hanya tertarik
padanya?
Ketika
melihatnya tersenyum, aku jadi tersadar bahwa ada jurang atau tembok pemisah
yang membuat ku dan dia tidak bisa lebih dekat lagi dari saling tersenyum jarak
jauh ini. Ada yang memaksa langkah ku untuk berhenti, seperti ketakutan untuk
jatuh cinta lagi. Selain itu, aku berharap aku akan di dekatkan hanya dengan
jodoh ku kelak. Setiap malam, aku selalu berdo’a jika ia bukan jodoh ku, aku
ingin dijauhkan darinya sejauh yang aku butuhkan, sehingga perasaan ini tidak
semakin berkembang menjadi pengharapan yang berlebihan kepadanya.
Sssttt... orang yang kita sukai sekarang, belum tentu yang
terbaik bagi kita loh. Maka tidak perlu aneh2, salting, pacaran, segera bilang,
dsbgnya. Karena sungguh, dengan bersabar, dengan menahan diri, justeru akan
membawa kita ke seseorang yang lebih baik dan lebih pantas esok lusa.
The right person,
the right momen,
and the right way.
*Tere Liye
The right person,
the right momen,
and the right way.
*Tere Liye
Nyit,
07 November 2013