Catatan Harian Seorang Aku

Rabu, 06 November 2013

Surat untuk para Pahlawan Bangsa Indonesia

Pahlawan Indonesia
Rabu, 06 November, 2013 adalah hari ketika aku yudisium s-1 ku.

Hari ini pertama kalinya aku berbicara kepada para pahlawan yang terdahulu pada saat dikumandangkannya Hymne Mengheningkan Cipta.

Aku:               “Bapak dan Ibu para pahlawan, hari ini saya yudisium, artinya saya sudah lulus dari pendidikan saya. Saya bersyukur bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Mungkin pada jaman dahulu ketika Indonesia belum merdeka sangat susah untuk merasakan bangku sekolah pun bangku kuliah. Saya sangat besyukur sebagai rakyat Indonesia, sebagai rakyat biasa saya bisa dengan mudah belajar hingga jenjang perguruan tinggi. Tentu saja Bapak dan Ibu sekalian turut andil karena dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia berarti memperjuangkan hak yang sama untuk setiap rakyatnya. Begitu juga pendidikan, seluruh rakyat Indonesia berhak untuk berpendidikan setinggi-tingginya“
                        “Bapak dan Ibu para pahlawan, maaf jika putra bangsa ini telambat untuk lulus, maaf jika saya tidak berjuang sekeras, segigih, sekuat Bapak dan Ibu pahlawan sekalian. Maaf saya pernah berkali-kali menyiakan waktu, maaf jika saya bukan putra bangsa yang kalian harapkan dapat mengisi kemerdekaan ini. Namun, setelah ini saya berjanji (semoga tidak akan pernah mengingkarinya) saya akan berjuang berjuta kali lipat untuk berusaha mengabdi pada bangsa ini. Saya tidak bisa menjamin untuk mengentaskan semua permasalahan pendidikan, tapi saya akan berusaha untuk membantu mengurangi permasalahan tersebut.”
                        “Bapak dan Ibu pahlawan, saya mohon maaf jika sebagian besar hati saya menginginkan  untuk mengeruk kekayaan sebesar-besarnya. Saya ingin sekali menutup mata pada saudara-saudara saya yang menginginkan sekolah namun tidak mampu, saya hanya ingin menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Tapi saya juga sadar bahwa saya belum melakukan apa-apa untuk bangsa ini. Saya sadar bahwa saya harus melakukan pengabdian pada bangsa yang telah memberikan saya tempat kelahiran, memberikan kebebasan untuk sekolah, memberikan kekayaan alamnya. Bukan untuk para petinggi Negara ini tapi untuk perjuangan kalian, cita-cita, dan harapan yang pernah kalian sematkan di hati dan pikiran kalian, tentang gambaran bangsa Indonesia di masa depan.”
                        “Apakah saya harus menceritakan bagaimana keadaan bangsa ini, bagaimana keadaan moral, dan keadaan para kaum yang berpendidikan? Namun, lebih baik kalian sematkan saja semngat perjuangn kalian di hati karena mungkin saja kalian akan menangis melihat keadaan bangsa ini sekarang. Lebih baik, Bapak dan Ibu para pahlawan beristirahatlah dengan tenang semoga kalian tenang di surga, bahagia di surga karena perjuangan kalian”
Nyit, 06 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar